Info Sekolah
Sabtu, 06 Des 2025
  • "Ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan lingkungan dalam konteks keruangan"
  • "Ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan lingkungan dalam konteks keruangan"
3 September 2025

OUTDOOR LEARNING (TULISAN PASCA SUSUR SUNGAI CARINGIN BOGOR)

Rab, 3 September 2025 Dibaca 198x

Artikel ini ditulis oleh: Asbullah Hudha (SMA IIBS)

Kolom Artikel, Rabu (03/09/2025) – Artikel berjudul “OUTDOOR LEARNING (TULISAN PASCA SUSUR SUNGAI CARINGIN BOGOR)” ini ditulis oleh Asbullah Hudha, Anggota MGMP Geografi SMA Kabupaten Bekasi, Pendidik Mata Pelajaran Geografi di IIBS RI | International Islamic Boarding School, juga Pengurus MGMP Geografi Kabupaten Bekasi Bidang Pengembangan Organisasi Periode 2025-2028


“Outdoor learning is an educational approach that takes place outside of the traditional classroom setting and uses the natural environment as a context for learning. It involves incorporating nature, outdoor spaces, and real-world experiences to facilitate the teaching and learning process. Outdoor learning can take various forms, from short nature walks to extended field trips and outdoor classrooms. This approach is increasingly recognized for its numerous benefits on students’ academic, social, emotional, and physical development.”[1]

Pembelajaran luar ruangan atau pembelajaran lapangan, begitulah mungkin terjemahan bebasnya. Sebuah metode pembelajaran yang menggunakan ruang di luar sekat tembok ruang kelas yang berusaha untuk memberikan nuansa lain daripada metode di kelas yang cenderung berusaha membuat deskripsi abstrak dari objek yang konkret, yang sifatnya bisa jadi imajiner. Outdoor learning lebih berupaya mendekatkan murid-murid kita dengan objek kongkret nyata yang bisa diindera (sensible) oleh alat Indera kita. Baik panca Indera maupun sat Indera/sixth sense (kadang-kadang yang diberikan kemampuan tertentu bisa merasakannya di lapangan).

Interpreter menjelaskan – (sumber: ahmad habibie/MGMP)

Outdoor learning ini cenderung menyenangkan karena biasanya identic dengan jalan-jalan atau piknik, rekreasi dan pariwisata. Ya walaupun tidak selalu seperti itu. Bagi murid, barangkali sehari atau beberapa sebelumnya kalau sudah ada acara jalan-jalan pasti akan punya bayangan-bayangan dan ekspektasinya sendiri-sendiri. (Kadang gurunya juga suka punya perasaan serupa). Mungkin dalam bidang kependidikan ini yang disebut sebagai sense of curiosity (rasa penasaran) yang sangat positif untuk kegiatan belajar. Rasa penasaran ini juga yang sekarang sudah melemah di era banjir informasi, sehingga para guru pun perlu sampai mengkhususkan untuk membuat satu bagian di pembelajarannya dengan “pertanyaan pemantik” yang berguna untuk menimbulkan rasa penasaran itu.

Sebelum melangkah lebih jauh lagi ke konteks yang lain, berikut ini tujuan dari outdoor learning yang dikutip dari beberapa sumber :

  1. Menambah pengalaman
  2. Meningkatkan kreativitas siswa
  3. Membentuk karakter siswa
  4. Mengembangkan rasa solidaritas dan soliditas
  5. Mempraktikkan pengetahuan teoritis siswa[2]

Kemudian untuk manfaat diadakannya outdoor learning ini, masih dari sumber yang sama, didapati beberapa manfaat antara lain:

  1. Memotivasi siswa
  2. Membuat kegiatan belajar lebih menarik, menyenangkan
  3. Membuat kegiatan belajar lebih bermakna
  4. Menambah dan mendapatkan pengetahuan factual dan actual
  5. Membuat siswa lebih aktif, bertanggung jawab, berani mengambil keputusan
  6. Memperluas sumber belajar
  7. Memperkaya dan memperluas wawasan

Kalau kita perhatikan tujuan dan manfaatnya, beberapa kita pasti akan bergumam,” Ini sih sudah Deep Learning banget, sedalam palung Mariana, inner core bumi, bahkan di lubuk hati serta di sumur yang tak berdasar”. Berarti sebenarnya positif sekali kegiatan outdoor learning ini. Bu Peni ketua MGMP Bekasi dalam salah satu obrolan di Whatsapp pernah menuliskan atau mengutip salah satu pemateri di kegiatan SEAMEO di Bandung beberapa waktu yang lalu bahwa “Outdoor Learning is the key to the Geography Knowledge”.

Namun dalam realitasnya outdoor learning ini tidak selalu bisa dilaksanakan terus menerus. Hal ini terkait dengan berbagai kendala sebagai berikut :

  1. Butuh dana operasional
  2. Complication (keribetan) dalam proses perencanaan, persiapan dan pelaksanannya
  3. Faktor internal guru yang juga males keribetannya
  4. Faktor sekolah dalam hal ini kebijakan sekolah yang juga males ribet
  5. Faktor orang tua siswa yang biasanya kalau ada tambahan biaya suka complain
  6. Pemilihan lokasi pembelajaran yang sulit dan tidak efektif,
  7. Kurangnya waktu yang disiapkan,
  8. Keterbatasan keterampilan dan kreativitas guru,
  9. Siswa yang terkadang malas berpikir aktif dan hanya menunggu instruksi
  10. Anggapan metode ini memakan waktu lama dan kurang efektif dibandingkan metode lain.
  11. Kebijakan atau policy pemerintah yang melarang sekolah untuk mengadakan study tour (nah di grup WA pernah saya komentari kutipan yang disampaikan bu Peni yang ada di grup tersebut dengan “outdoor is the key, maka policy dari bapak gubernur KDM adalah gemboknya”)

Kendala-kendala tersebut pernah juga dibahas di dalam penelitian di berbagai sekolah negeri di Indonesia. Terkhusus untuk mata Pelajaran Geografi, bahkan juga ada penelitiannya[3].

Pengarungan menyingkap alam – (sumber: dok pribadi)

Trus, bagaimana dong? Apakah menyerah dengan outdoor learning? Tentu tidak. Apalagi mata pelajarannya Geografi. Maka giat MGMP Geografi Kabupaten Bekasi menjawabnya dengan aksi. Tentu saja tidak dengan demontrasi ke KCD atau ke Kantor Gubernur di Gedung Sate. Alih-alih demonstrasi dengan teriak-teriak  menuntut ini itu di pintu gerbang KCD atau depan Gedung Sate,MGMP Geografi justru teriak-teriak di Sungai Cisadane Hulu, Caringin Bogor sambil sembur-semburan air sungai. MGMP Geografi Kabupaten Bekasi membawa dulu ujung tombak (yang mudah-mudahan semakin tajam) pendidikan yaitu guru Geografi nya untuk outdoor learning dengan acara susur Sungai. Khusus untuk outdoor learning di Bogor ini mudah-mudahan  nanti ada tulisan khusus dari kawan-kawan yang lain.

Secara umum, kendala yang ada sebenarnya bisa kok diatasi. Beberapa hal yang perlu untuk dilakukan supaya kegiatan outdoor ini bisa dilakukan :

  1. Mencari Lokasi yang sedekat mungkin, dan semurah mungkin pendanaannya, kalau perlu gratis, bisa memanfaatkan lingkungan sekolah dan sekitarnya sesuai dengan konteks pembelajaran.
  2. Melakukan komunikasi dan pendekatan yang persuasive dengan stakeholder yang ada (orang tua siswa, siswa, guru-guru yang lain, bagian akademik atau kurikulum, bagian kesiswaan kepsek, pengawas dll), termasuk negosiasi dan lobbying dengan berbagai pihak. Terkait dengan pendanaannya konteksnya bisa lewat kemitraan atau sponsorship.
  3. Mengkoordinasikan dengan pihak pengambil kebijakan
  4. Melibatkan guru mata pelajaran lain untuk bisa bekerjasama dan berkolaborasi untuk satu kegiatan di luar ruangan dengan tema bersama
  5. Mempersiapkan konteks materi yang tepat, yang realistis dan reliable dengan Lokasi outdoor learning.
penulis – (sumber: dok pribadi)

Hal-hal tersebut di atas tentu belum semuanya, karena memang butuh pemikiran, kreativitas, waktu dan perjuangan untuk bisa mewujudkan outdoor learning yang selaran sejalan dengan tujuan pembelajaran luar ruangan itu sendiri. Sebuah tantangan yang barangkali tidak akan dijawab oleh guru yang bukan pembelajar, yang bukan guru pembaharu, guru yang ogah-ogahan. Kalau guru Geografi sih pasti ingin melaksanakan kegiatan outdoor learning ini. Yakin sekali . Masak kalah sama guru olahraga yang selalu outdoor learning. Ya kan? Yuk kita keluar ruangan dan mengajak murid-murid untuk belajar langsung dari sumber belajarnya. Bagaimana caranya? Jelas tulisan ini nggak akan berhenti di sini. Pasti ada dong sharing pengalamannya untuk outdoor learning di masing-masing sekolahnya dengan versi yang berbeda-beda. Next pasti akan ada cerita lain soal outdoor learning ini yang bisa saling memotivasi dan menginspirasi sesama pendidik khususnya guru Geografi. Sekian.


[1] https://school-education.ec.europa.eu/en/learn/courses/outdoor-learning

[2] https://blog.kejarcita.id/manfaat-kegiatan-outdoor-class/

[3] https://lib.unnes.ac.id/10929/

Artikel ini memiliki

2 Komentar

Terima kasih Pak Aas, tulisan yang sangat renyah untuk dibaca..menyampaikan konten ilmiah tetapi dengan gaya bahasa yang mengalir dan mencerahkan. Keseruan membaca ulasan Pak Aas mengingatkan kita semua akan riuhnya suasana pada saat menyusuri DAS Cisadane. Ditunggu tulisan-tulisan berikutnya!

Tinggalkan Komentar

 

Agenda

29
Nov 2025
04
Okt 2025
waktu : 08:00
Agenda telah lewat
27
Sep 2025
waktu : 07:00
Agenda telah lewat
29
Agu 2025
waktu : 19:45
Agenda telah lewat

Link Terkait